Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menunggu Itu Jemu

22 Agustus 2022   19:57 Diperbarui: 22 Agustus 2022   19:58 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto karya Dieter Krehbiel  - Bersumber dari twitter CameraLab

Menunggu dan rasa jemu itu bersaudara. Menunggu apa saja. Dari yang paling remeh, hingga putusan kasus yang menyedot perhatian massa.

Menunggu itu berharap. Dari masalah sepele, hingga kasus pelik yang sulit diurai. Barangkali jalinannya ruwet dan kusut. Dirancang oleh mereka yang lebih berpengalaman bermain petak umpet

Dunia ini tidak jauh dari analogi perkunyitan. Mereka merasa pemilik warna kuning. Ungkapannya, ingin menguningkan kunyit sendiri. Itu karena motif kuasa, yang berharap dimuliakan di dalam kehidupan dunia.

Jika sudah bermotif seperti itu, ke mana-mana selalu mengempit kunyit. Ini bertujuan sebagai sarana memuliakan, bagi diri sendiri bukan untuk orang lain.

Mereka yang termasuk penyuka gebyar dunia, selalu mengempit kunyit. Kapan lagi kesempatan untuk memuliakan diri sendiri. Di kubu seberang, ada pula perilaku  yang "tak kuning oleh kunyit". Mereka berhasil menjaga amanah. Tidak mau merusak wajah. Apalagi sengaja menutupi tingkah laku salah.

Gebyar itu memang gemerlap.  Penuh dengan kemegahan, kemilauan, dan kesemarakan. Itu dikira satu-satunya jalan menjadi insan kamil. Gebyarnya digebyur oleh akal bulus di berbagai kasus.

Tapi di balik itu ada ketukan palu yang ditunggu dengan rasa teramat pilu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun