Berjuang tak dapat dipastikan menang. Jika sedang sendirian, ribed menjawab pertanyaan. "Kenapa seseorang memilih untuk pergi, tega meninggalkan orang yang pernah dicintai ? "
Terngiang peristiwa saat saling membuat luka. Mungkin ini tanda awal saat kehilangan cinta. Bibit penyebab dibiarkan membelukar. Kita kehilangan pandang, seolah belum pernah dibingkai dalam satu cerita. Rasanya sedang menghadapi orang asing yang sedang berpaling.
Biarkanlah ku sendiri. Walau setiap hari terpaksa menjemput sepi. Tak mau dikatakan patah hati, tapi ternyata hati tersayat perih sekali.
Nyala cintaku saat ini padam. Air mata mengering dipenuhi sampah dendam. Jika sesekali dipaksa senyum, hambar hilang rasa seperti boneka nir jiwa.
Saatnya pulang ke rumah. Senja pun menemani. Terasa sedang menuju ke suasana gelap gulita. Menengadah kosong, menunduk pun sepi. "Tumenga sepa, tumungkul sepi". Ku tak mau berlama-lama menyiksa diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H