Senja pun makin merah. Walau warna itu ingin disembunyikan bertahun-tahun. Di suatu tempat yang penuh duri kawat. Burung kan sulit hinggap.
Bertahun aman dan nyaman dalam dekapan. Ia menggenggam ribuan harapan. Tanpa curiga bahwa itu sejenis kemanjaan yang mematikan.
Manja bisa jadi "aleman". Hari-hari tak lepas dari pujian. Sifat kolokan itulah yang jadi penyebab, perjalanan hidup mesti lapang dalam pemenuhan hasrat keinginan. Selalu jadi pusat perhatian. Itulah satu-satunya pengejawantahan dari lapar kasih sayang.
Tiada pernah merasakan marah dan maki-maki. Ia lah pribadi yang memesona sekali. Selama hidup, tak pernah sama sekali diselamatkan oleh sifat sabar.
Musuh kesabaran adalah kegelisahan. Saat tidak pernah merasakan gelisah, sulit rasanya memahami apa itu kehinaan. Tanpa terasa perilakunya mirip dengan sombong yang sangat rapuh.
Senja pun makin merah. Walau begitu tetap saja tidak mampu ramah untuk berendah hati atau "andhap asor". Sifat "deksura" pun diasah. Tak paham bahwa itu sumber utama penyebab hati gelisah. Celah kelemahan pun makin menganga.