Kampus Pleburan, jantung kota Semarang, ingin mengenang. Diponegoro, mengendarai kuda, dengan gagahnya. Lalu teringat, jiwa kepahlawanan, melekat sangat.
Berbudi luhur, bervisi sangat jauh, itu ditempuh. Tak ada lagi, ingin untung dan rugi, berkalkulasi.Â
Diponegoro, tinggal di Tegalrejo, mahir berkuda. Siap melesat, bersaing dengan angin, kobarkan ingin. Lima tahunan, ia memimpin perang, sulit dilawan. Dendam terpendam, nyalakan perjuangan, sulitkan lawan.
Kampus Pleburan, jantung kota Semarang, lalu mengenang. Inginkan menang, harus terus berjuang, tak bosan-bosan."Bebener kuwat, yen diperjuangake, bakal menang".
Lewati pagi, kala Pleburan sepi, memantik api. Tertambat lagi, masa silam di sini, yang mengabadi. Ku telusuri, bibit cinta lestari, hingga terjadi. Kampus Pleburan, sulit tuk dilupakan, hingga sekarang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H