Wangi bunga, jelas sumbernya. Jika dicari tak akan bersembunyi. Makin semerbak jika disapa. Itu celah agar mampu berbagi.
Di dataran tinggi, mereka semakin bereksistensi. Di Tawangmangu, malah berseri. Â Dijumpai dalam berbagai jenis. Tersenyum murni, sangat optimis.
Bunga bernuansa kuning, suka suasana hening. Denting suka cita, ditebarkannya. Merajut cinta yang mengabadi lama.
Eksistensi manusia pun berbeda. Aroma berebut pengaruh lebih terasa. Realitanya semu. Aromanya pun tidak ingin selalu bertamu. Ia hanya pemanis, penuh dengan wacana "lamis". Andai tumbuh di dataran tinggi pun, masih berebut pengaruh tak pernah jenuh.
Kemisteriusan itu bibit kemalangan. Keharumannya menyatu semu. Datang pergi semau-mau.
Wangi bunga, jelas sumbernya. Ia tak pernah mengada-ada. Ditutupi dengan berbagai citra. Mengabaikan fakta, bahwa gebyar cerah dunia ternyata bisa jadi sumber derita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H