Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lampu Tamanku Padam

22 April 2022   19:07 Diperbarui: 22 April 2022   19:11 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri  -  Besubroto

Lampu taman malam ini tiba-tiba padam. Seolah menyediakan suasana untuk berbincang. Curhat katarsis tentang pentingnya gelap terang, muram atau senang.

Kedamaian itu seperti merpati sedang terbang. Dipandu oleh kepak kebebasan, yang baru saja lepas dari belenggu pembenaran.

Ketika mereka melintas di bibir laut, tak sedikit pun tercermin rasa kalut. Tetap bertanya dangkal-dangkal saja. Tidak mendalam menyelami hakikat kehidupan. Seperti siang mempertanyakan keberadaan malam, dan sebaliknya. Terang dan kelam itu bagian dari harmoni kehidupan.

Cahaya lampu, selamanya tetap memesona. Seperti kesan bayi, saat dijaga sang ibu sambil bekerja malam. 

Di keremangan malam itu, gurat perjuangan ibu berada di tepi sedih dan senang. Kita bebas untuk berkesan, apakah gurat wajah ibu kita dulu itu sebagai kesedihan atau kebahagiaan ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun