Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengayuh Perputaran Siklus Hidup

17 April 2022   04:48 Diperbarui: 17 April 2022   05:47 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo karya Andre Gamet  - Bersumber dari twitter Apostrophe

Setiap hari, kukayuh sepedaku, tiada henti. Berkilometer, menanjak dan menurun, seterjal murung. Tantang mentari, kulit menghitam matang,berotot kaki. Belum berhenti, tidak tahulah nanti, masih ambisi.

Suntuk pun pergi, tinggal di rumah saja, bosan sekali. Mencari teman, nggowes pun asyik nian, tiada bosan.

Saat di jalan, hati bersenang-senang, lupa segala. Hanyalah riang, terus bersenang-senang, bukan kepalang.

Kecemasanlah, dulu sangat mengganggu, memicu lelah. Bermasa lalu, mestinya tidak sendu, berdampak perlu.

Berburu rasa, riuh riangnya hati, mengisi hari. Tiada henti, semangat tuk mencari, penyakit hati. Diam di rumah, malah tambah gelisah, terbaik pergi.

Nggowes sendiri, tidak jadi halangan, malah menantang. Tenang yang teduh, jika slalu dikejar, semakin jauh.

Kejar misteri, sekeping kehidupan, dikejar lari. Damai itu, enggan untuk menjauh, di dalam hati. 

Pabila nanti, telah jenuh mengayuh, pasti berhenti. Harapan nyata, jika merasa senang, tekuni saja. Memutar siklus hidup, sangatlah perlu, kapan pun itu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun