Di ketinggian rasa syukur, cakrawala terkesan luas. Semakin ke puncak ketinggian, memunculkan kemurnian pengakuan, bahwa nantinya akan dijumpai pula potensi ketidakmampuan yang sangat manusiawi.
Burung itu terlihat bertengger dengan merdeka. Mendekati awan, menaklukkan ketamakan.Â
Di manakah kebaikan itu ? Di saat hati masih terombang-ambing bimbang, semakin terjauhkan dari kesenangan dan ketenangan.
Hampa yang terus membubung tinggi, akan diikuti oleh keinginan yang tinggi pula. Kehampaan adalah bibit keburukan. Hampa pikir, mungkin pula hampa tindakan.
Pabila nanti mampu mengendapkan makna anugerah, burung itu pasti membuka pagi harinya dengan sabar. Tetap akan terbang, menjauhi kemalasan.
Di ketinggian rasa syukur, makin terlihat jelas apa itu keangkuhan, kerakusan, dan kedengkian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H