Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bertepuk di Hiruk Pikuk

9 April 2022   04:26 Diperbarui: 9 April 2022   04:40 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bertepuk-tepuk, di kesunyian alam, dentingkan hiruk. Kesendirian, seperti angin lelah, lirih berdesah. Hingga ke mana, ia nanti berlari, denyutnya pergi.

Lama merenung, namun bertambah bingung, syairnya dengung. Sedang mengambang, di atas pusarannya, berteman cinta.

Pagi di timur, memeluk kelembutan, embun berjemur. Sedang menyapa jiwa, lembut sekali, tidak terasa.

Apa memaksa hadir, angin semilir, hanyut menghilir. Lilitan lembut lemah, memicu gundah, membuta arah.

Mari berkontemplasi, sejenak saja, agar mengerti. Lalu menjadi rambu, saat menikung, di lintasanMu. Berhati-hati, melihat marka jalan, berharap aman.

Tanpa emosi, kendarai haiku, semakin syahdu. Suasana itulah, jernihkan pikir, segan berulah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun