Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Khusyuk

2 April 2022   19:25 Diperbarui: 2 April 2022   19:34 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan karya Kenneth Noland  -  Bersumber dari twitter Francisco Ribeiro

Khusuk itu khidmat. Di dalam suasana yang penuh kesyahduan, jika intens dan tekun, akan membuka kemungkinan untuk semakin luruh kagum. 

Di suasana yang syahdu, sangatlah mengharu biru. Berdoa dan berikhtiar menjadi lebih sejalan. Realistik, tidak memohon yang berlebih-lebihan.

Kekhilafan pastilah ada. Asalkan tidak mengada-ada. Salah, keliru, dan tledor datang silih berganti sehari-hari. Sering disikapi tanpa panjang pikir. Bimbang, bingung, dan buncah membuat silam tergambar kacau. Kekhusyukan memberi sinar yang menerangi jalan.

Khusyuk itu khidmat. Ia mampu menjadi penerjemah cita rasa yang terbersit di jiwa. Mampu pula membedakan motif kekuasaan orang mulia, di saat sedang lapar. Serta mampu   mengenali kekuasaan orang tercela di saat sedang kenyang.

Lapar dan kenyang merupakan ujian,  baik di saat bersama atau sendirian.

Perlu meninggikan jiwa, untuk menekan rendah nafsu bedebah. Jika nafsu hanya ingin meninggi saja, maka sedikit guna bila  berpuasa. 

Keserakahan itu tidak akan mampu lebih menenteramkan jiwa : "Redix omnium malorum est cupiditas. Srakah iku sumbering kadurakan". Akar dari segala keburukan adalah keserakahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun