Perbedaan bukanlah sumber pertikaian. Apalagi dijadikan alasan untuk mencari-cari kebersalahan. Memang ada senjang, namun semangat "tunggal ika" juga lebar terbuka.
Pertikaian sebagai realita, tampak dari luar. Ketika didalami, hakikat tujuannya sama.Â
Dalam kehidupan nyata, perbedaan pastilah ada. Berkeinginan manunggal pun ada. "Gen uma sumus, awak dhewe iku sejatine tunggal keluwarga", yang mampu mengelola jika sedang berbeda.
Berbeda itu satu, bertujuan sama. Sering terjadi, karena berbeda titik tolak. Masing-masing berangkat dari satu cara pandang yang diyakininya.
Kesan bertentangan, hanya di permukaan saja. Jika dipandang dari kedalaman, hakikatnya tidak berbeda.
Benar atau mungkin benar, mengalir hingga jauh. Akhirnya menuju ke hilir sama. Mengapa tidak itu dulu yang dipegang, tinimbang mencari alasan bertegang-tegang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H