Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cahaya Gemerlap Senyap

15 Maret 2022   07:28 Diperbarui: 15 Maret 2022   07:29 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cahaya senyap, meredupkan gemerlap, terang ke gelap. Terkadang peka, tahu apa dirasa, lalu praduga. Benar tergambar, salah pun kelihatan, tidak terpendam. Pelan merayap, cahaya tidak pekat, jelas terlihat.

Saat sedang sendiri, semakin nyata, bukan ilusi. "Kalamun durung lugu", jika tak mampu, jangan mengaku. Merasa bisa, seperti bunuh diri, karna berdusta.

Suara tinggi, gundah dingin merendah, tidak berpijar. Alis lebatmu, bertemu bulu mata, pandang terhalang. Lantas menjadi bias, "kopong" tak bernas, makna melepas.

Gemerlap senyap, cahaya tua, meredup seketika. Musim pun masak, buahnya masak pohon, lalu memohon. Niat melebur, nyatanya malah kabur, hilang berkabut.

Berjingkat lewat, batang-batang cemara, hanya melihat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun