Bernasib itu, ada yang menentukan, dan mengarahkan. "Beja bojo lan pati", cermin penentu, yang Maha Satu. Hanya Illahi, siapa lagi, ke mana akan lari.
Kekal langgeng lestari, itu harapan, semua insan.
Daun hijau, senyum ramah sekali, lalu terdiam. Lewati luruh malam, lalu tergigil, gagal memanggil. Sebentar lega, lalu terbayang, dingin padang ilalang.Â
Keberuntungan, atau "beja", dikejar hilang. Persis momentum, bertepat waktu, lalu berkembang. Jika berlahan subur, daun melebar, lebat buahnya. Sedikit berpenyakit, akar menghunjam, dipeluk bumi.
Jari bunga pun mekar, mengerling daun, menatap matahari. Dialah sumber enerji, yang menghidupi, semesta ini.
Gemerlap sayap kupu, hiasi pagi, indah sekali.
Suatu saat, daun kan berguguran, dipeluk bumi. Berikan keindahan, di bukit tandus, sungguh menawan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H