Biasa terbang, melesatlah ke awan, ingin terpandang. "Lihatlah aku", bila kau mampu, kejar ketinggianku. Kala melayang, bawah terkesan kecil, samar terpandang. Terus membubung, tak lagi membumi, memburu gengsi.
"Ngadeg pucuking gunung, nyekel srengenge, kekudhung mbulan". Berdiri sangat tinggi, pegang mentari, kerudung bulan. Slalu diburu, sepenuh nafsu, semuanya milikku.
Beraktualisasi, tidak bertepi, terus meninggi. Tak mau lagi, menginjak bumi, ingin mengejar gengsi. Kilau sorot mata, yang membutakan, menghalang pandang. Daratan hilang, suatu saat, tidak mengenal bumi.
Rayuan warna, di atas sana, bayang-bayang cahaya. Nafsu risau, buta karena silau, dan terpukau. Mengambang sangat ringan, bobotnya hilang, sampai kapan ?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI