Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tegak Teguh Pasti Rapuh

5 Maret 2022   18:57 Diperbarui: 5 Maret 2022   19:00 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Ancient Trees" photo karya Beth Moon  -  Bersumber dari twitter Stjohnphoto

Air hulu mengalir, sungai jernih, liku mengular. Di bawah pohon gagah, mengalir air, meluap-luap. Mengguyurkan basahmu, bercampur kabut, turun ke lembah.

Kadang melupa asal, angin bertiup, pergi melayang. Susunan doa, terbang begitu saja, tak tentu rimba. 

Slalu merasa,  pemohon jadi lupa, merasa serba. "Oncat" rasa bersyukur, berangsur surut, dan menyangsikan. Kita dipaksa, agar mengaduh, perlahan ikut jatuh.

Bumi tlah tua, pohon juga menua, ingin dijaga. Tersekat di pesona, merasa tua, hilang pesona. Suatu saat, akan saling menyusul, di batas akhir.

Pepohon itu, sering mengharu biru, tampilan gagah. Merasa kokoh, terkesan "bakoh", tak akan pernah roboh.

Lupa bersyukur, pasti kan tersungkur, jika takabur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun