Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bunga Kuyup Sendiri

2 Maret 2022   06:53 Diperbarui: 2 Maret 2022   06:54 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kuyuplah sudah, berhari-hari hujan, pagi ke petang. Terkadang deras, melahap suasana, berduka lara. Tidur tak pulas, khawatir banjir, kan membasahi mimpi.

Pabila siang datang, mendung menggantung, petir bertandang. Di saat salah, kangen bertandang, kilas wajahmu datang.

Cangkir menyala, memberi tanda, hurufnya tak terbaca. Gigil rupanya, tulang pun ngilu, lha kok jadi begitu.

Dini hari menjelang, mata berkedip, terus terjaga. Wahai hujan, sila minum kopiku, hilang payahmu.

Sepagi ini, aku hangatkan rindu, yang sudah basi. Aroma tlah berubah, tak lagi wangi, aku maklumi.

Bungaku menyendiri, menggigit jari, kecewa hati. Rona merahnya, mulai kusam, tidak ceria lagi. Ada duka di sana, yang memencilkan rasa, basah yang lama.

Tetap sendiri, angin sepoi, ingin menemaninya. Sekali lalu, berharap amat sangat, mampu berseru. Hingga tak sesak, debar jantung berdetak, semakin pelan.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun