Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ambisi Burung, Tak Segegap Manusia

25 Februari 2022   07:07 Diperbarui: 25 Februari 2022   07:21 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karya Waldemar Walczak  -  Bersumber dari twitter Literatura_rte

Tiada burung malas, yang bangun siang, tinggal di sarang. Selalu rajin, mengais makan, pagi sehingga petang.

Manusia pun terbang, sayapnya letih, ambisi lebih. Membubunglah ke awan, menembus malam, memeluk kenang. Saat bertemu burung, henti sejenak, ngobrol yang enak.

Bertemu senja, lalu cerita, bercita-cita. "Ku akan terbang, setinggi mungkin, mengunduh bintang-bintang." Keseluruhan, tuntas dan utuh, tak mau kekurangan. Sangatlah menyakitkan, jika terjadi, sial sekali.

Ingin sempurna, sehingga paripurna, menutup cela. Lengkap dan murni, hanyalah mimpi, di siang hari.

Disulut asa, itulah manusia, sedang dahaga. Meminum air asin, di samudera, berlama-lama. Panen kecewa, tinggi menumpuk, hidup makin terpuruk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun