Jika pikiran kosong, lihatlah lorong, melukis mimpi. Thema menggairahkan, tak menakutkan, ke masa datang. Takut itu penyakit, jika mengada, bersama kita.
Tak menakut-nakuti, begini salah, begitu salah. Ditindih berat, bila diancam dosa, masuk neraka.
Tergantung niat, amalan jelek, berdampak jelek. Ada pun niat baik, akan bersinar, di jalan benar.
Lorong yang kopong, dengarkan denting, merdu yang nyaring. Sunyi berkontemplasi, mengunduh hening, menjauh pening. Mendendang cinta, dengar rintik hujanMu, semerdu lagu. Kupotong-potong, syair indahnya, kubagi gratis saja.
Bebatu purba, di dinding cinta, saksi gigil mencinta. Kutadah tangis, kena patahan hati, perih sekali.
Begitu hujan reda, jiwa bergetar, bebas derita. Ibu hujan menyapa, kuatkan hati, mengajak pergi.
Lorong yang kosong, membantu aku, pandang ke depan. Kan kembali pulang, hilang meradang, hati pun tenang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI