Menulis surat cinta, pada awalnya, gemetar juga. Baca panduan, puisi-puisian, ilham kiasan. Malu sendiri, kutip pepatah salah, terungkap juga. Kurobek segra, mumpung belum terbaca, malu nantinya.
Henti sejenak, nunggu gairah padam, tak gagal paham. Saat cinta dan luka, nuansa beda, ungkapkan rasa.
Aku berjuang, semoga kuat, tabah dalam menopang. Kita berbeda, tak akan pernah sama, itulah cinta. Jika semua sama, bosan adanya, tiada rasa.
Menulis surat cinta, tak bisa jujur, mengada-ada. Itulah fakta, bermain tipu daya, lupa dampaknya.
Jiwaku mengajari, "mbok" jujur saja, berterus terang. Dianakogi, cinta bak benang tipis, mudah terputus.
Cinta suka kiasan, berbunga-bunga, samar tak nyata.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI