Hutan yang lengang, tinggalkan citra seram, dedaun diam. Penghuni sedih, sangat terusik hati, kering sekali. Semenjak itu, hutan pun sangat sedih, dibakar gersang.
Hutan warisan, tinggalan nenek moyang, dimanfaatkan. Mereka datang, dengan berkudung macan, luluh lantakkan. Kayu dan hewan, sekejap dimusnahkan, tak disisakan.
Manusialah, makhluk yang paling tinggi, jika di hutan.Â
Status dan kebanggaan, dikejar-kejar, halalkan cara. Terlena sudah, dalam memburu senang, merambah hutan.
Wahai zat pengobat, adakah tobat, bebas tangisan? Tak ada macan, hanya jadi-jadian, si raja hutan.
Takut dan segan, sulit membedakannya, di raya hutan. Segan dan hormat, itu memuliakan, tak memusnahkan. Saat hutan menghilang, binatang musnah, hidup pun gerah.
Siapa mampu, semai keragaman, tak harus kejam ?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI