Jalan berputar, mencari ketenangan, hingga terkenang. Di sela alang-alang, dulu sekali, angan bergoyang. Tertiup angin, terasa kencang, hanyutlah ke sungai. Alang menangis, mereka berdekapan, tersedu sedan.
Daun alang-alang, tua kerontang, hanyut mengambang. Tanaman muda, terheran-heran, hanya memandang.Â
Sungai pun mengalir, hulu ke hilir, tanpa khawatir. Bambu dan pepohonan, menjadi saksi, sesal yang pergi. Tangan terdiam, berhenti melambai, jedah menggumam.
Terhapus jejak air, genangnya tenang, riaknya hilang. Jika dilukis, kanvas itu membiru, nuansa langit. Memantul menerangi, jalan nan lurus, menapak harus.
"Ati kang garuh", hati yang keruh, berlumpur penuh. Ikan memalas, enggan melepas sisik, walau luka. Tidak seperti ular, yang "nglungsungi", berganti kulit.
Perangai berubah ?, rasanya tidak, samar berjejak. Terus berjalan, berputar-putar, tak bertemu tujuan. Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI