Ceria anak, tidak dibuat-buat, lugu dan enak. Berlari-lari, dengan wajah berseri, tak kenal sedih.
Ceria anak, besar tanpa celaan, jauh mengutuk. Mencari musuh itu, lalu ditiru, tidaklah tabu.Â
Anak belajar sabar, bertoleransi, mudah sekali. Lalu menua, makin susah diatur, tak layak puji. Orang tua pun, memberi contoh buruk, makin terpuruk. Maunya menang, tidak mau berjuang, besar omongan.
Ceria anak, amatlah menyenangkan, mimpi pun terbang. Anak suka belajar, apa pun juga, yang riang ria. "Dipeluk kasih, anak belajar cinta, sedari mula".
Saat dewasa, ceria anak, hilang mendadak sontak. Jadi pendendam, sakiti hati orang, sering bergumam.
Ceria anak, dianggap kanak-kanak, belum dewasa. Suka beri nasihat, "amung jarkoni", gemar berujar. Hanya teori, berbusa-busa, bergelembung semata.
Aku impikan, berjiwa anak lagi, kini dan nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H