Saat menari, bersama burung-burung, wajah berseri. Tak guna murung, hanya membuang waktu, hati terkurung. Gemulaimu, ikuti angin, bebaskan ingin.
Bayang melintas, terdengar keluh kesah, aku tersengat. Sentuhan lembut, tidak berwujud, rasa berjiwa cinta.
Saat tangan merendah, liuk tubuhmu, mengikutiku. Pantulan sunyi, selalu mengiringi, ke mana pergi. Tangkai matahari, berayun-ayun, remang dan terang. Mengenang kekasihkah ? seperti gundah, sedih terbelah.
Memburu padang luas, di pepohonan, reranting patah. Inikah tanda, cinta kita tak lama, karna cuaca. Hati selalu mendung, arah membingung, hari pun murung.
Saat kau menari, gugah memori, perih di hati. Alam semesta, penuh misteri cinta, seperti kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H