Jika bersedih, tanganmu merengkuhku, kurangi perih. Kehangatannya, dalam di dada, sangat terasa. Menyalurkan enerji, cinta abadi, awet bersemi.
Berangkat beda, duniaku tak sama, siap menyatu. Tersandung batu, bertengkar hal tak perlu, aku ya aku. Kamu ya  kamu, bereksistensi, berjati diri.Â
Ibarat pohon, miliki nama lain, buahnya lain. Durian dan pepaya, di satu pohon, mati semua. Jika sendiri, durian dan pepaya, berbuah legit. Jangan paksa digabung, biarkan tumbuh, bebas merdeka.
Menyatu itu, tak harus sama persis, bosan tentunya. Tiada dinamika, perekat cinta, lekat terlama.
Hingga setua ini, nir tanda tanya, yang tersembunyi. Aku dan kamu, kelola perbedaan, minim masalah.
Tanganmu merengkuhku, saling mencari, hangati hari. Cinta pun akan datang, pada siapa, yang mengikhlaskan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H