Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hidup Itu Berkah

26 Desember 2021   19:37 Diperbarui: 26 Desember 2021   19:53 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Musim penghujan, reranting kering, akar terkena hama. Sebentar lagi, batang ikutan kering, menyongsong ajal.

Alam telah merengkuh, lama diasuh, hingga bercabang. Daunnya dulu subur, rimbun sekali, bertunas-tunas.

Aku biarkan, ia jadi penghias, ornamen taman. Indah di mana-mana, selagi ada, selagi bisa.

Kering kerontang, jika sendiri, sebatang kara. Tetapi tidak, kegersangan itulah, hiasan indah.

Pada awalnya, gersang dan tandus, akibat tak diurus. Jangan biarkan cengkar, cintai bumi, dan seisinya. Jika mereka repih, semua sedih, dunia gersang. Sedih bukan kepalang, habis dan tandas, sedih berulang.

Berterimakasihlah, kado terindah, hidup yang berkah. Alam yang mencukupi, selama hidup, berakhir nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun