Jika punya jendela, bisa saling melihat, luar dan dalam. Di luar terang, bermandikan mentari, sungguhlah senang. Di dalam gelap, rasa tersekap, tetapi juga gegap.
Memandang cara pandang, itu pun perlu, walau ragu. Persepsi itu versi, salah dan benar, belumlah pasti.
Jendela leluasa, mencerna makna, agar terbuka. Jika berpandang sempit, berubah sulit, makin terjepit. Berebut benar, yang lain pasti salah, demikiankah ? Mempersempit jendela, sah hukumnya, ranah percaya.
Bila ruang menggelap, kau dan aku, pasti tak tahu. Justru tak tahu, kita merasa tahu, ini sok tahu.
Hidup di zaman gegap, bergelap-gelap, halusinasi. Cerita hoaks, terbang tinggi melayang, lalu didekap.
Jendela usang, makin kabur dipandang, tersesat senang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H