Segala sesuatu itu berpola. Termasuk di dalamnya, pola pikir dan perilakunya. Persis seperti batik, berpola-pola sejak lama.
Pola bersahabat ada juga. Karena erat, mudah memaafkannya. Tapi bisa juga, lukanya terlalu dalam, hingga perih terasa lama.
Pola itu mengabadi. Asal tidak ada yang mengkhianati. Berbicara resmi bisa, bercanda pun tahu batasnya. "Kesopansantunan yang indah adalah yang paling sedikit membuat orang lain gelisah".
Pola hidup semakin kuat, jika berlandaskan cinta. Ia pandai mengetuk hati. Disampaikan saat sebelum masuk, bukan setelah pergi. Jika ada tanda akan terjatuh, langsung dijaga. Bukan menunggu terjerembab, baru terkesiap.
Topik obrolan pun bukan nyinyir. Tidak suka memelintir. Argumen dihargai. Enggan langsung menampik hal yang tak cocok dengan isi hati.
Berbalas nyinyir itu mudah. Tapi itu sangat jauh dari penyeselesaian masalah. Â Sungguh gampang meringankan lidah. Kadang karena hanya terlalu berat menanggung beban gelisah.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H