Imaji warna. Pelangi melengkung, bebas dari mendung. Mereka melekat di langit, berlatar biru.
Mari sejenak lupakan haru. Sebagai orang tua, dirimu dan diriku menyatu. Mengurus anak, bukan memanjakannya.
Memandang pelangi, selalu tak bosan. Jika kita ingin berburu kesan. Setelah hujan tumpah ruah, pelangi pun akan merekah.
Mata anak-anak tak pernah mendung. Cerah ceria bergairah. Memilih riang tinimbang susah. Genderang tawanya berderai-derai. Senang memburu kenangan baru.
Kenang silih berganti. Tidak semua kenangan mampu dikenang. Angin membawanya terbang. Semakin dijejalkan, keinginan kian tak kekal.
Kita sering memaksa mengenang masa kini. Kaku mau melupa masa lalu. Sejak anak-anak sudah dipaksa begitu.
Dunia anak bukan milik orang tua. Sepertinya merasa paling punya cita-cita. Anak dijadikan objek, untuk melancarkan suatu proyek.
Mata anak-anak tak pernah mendung. Gairah mentari, tak pernah murung.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H