Bergaya hidup bikin gairah berdegup. Bersepeda menjadi salah satu pilihannya.Â
Setiap minggu, bahkan setiap hari, unggahan tak henti-henti.Â
Ada yang bersepeda sendirian. Terkesan menghirup kesegaran. Ada yang muter-muter di pematang sawah. Bahkan mencari tanjakan untuk sensasi perasaan.
Penampilannya pun dipatut. Tentu tidaklah butut. Helm hingga sepatu harus padu padan. Merknya pun kelihatan. Terkadang mirip etalase berjalan.
Gengsi itu memang mahal. Ia melambai-lambai di lintasan, mengundang kekaguman. Hidup terkesan nyaman.
Roda-roda kehidupan dikayuh terus. Mumpung sedang menanjak berkilauan.Â
Ia melaju dalam diam. Tidak bertegur sapa dengan yang dijumpa.
Setiap jalan, hakikatnya penuh kebajikan. Hening menyapa, bising pun menyapa juga.Â
Suara perputaran roda, peluh yang membasuh, tak dapat menyapa mereka yang lebih papa. Gaya hidup terfokus pada lomba, siapa mengungguli siapa.
Minggu ini aku juga bersepeda ringan. Menembus gerimis yang tak habis-habis. Tak mungkin melewati kerumunan orang. Sungguh tak enak nggowes sendirian.