Di sela bunga putih terpencil, masih tersisa embun pagi berseri. Walau kurang berpendar, karna hilang sinar.
Kehijauan sekitar mengindahkannya, walau kurang maksimal.
Memang benar. Wajah masa lalu dan masa depan adalah beban. Banyak kisah yang menambah gelisah. Sedikit cara, seakan makin sia-sia.
Pagi berkabut lanjut. Menyisakan dingin malam, yang melampiaskan dendam.
Hidup di alam yang diberi waktu sungguh menakjubkan. Tapi juga memicu kebosanan.
Jauh lebih bebas kiranya, masih mungkin terbang ke atas, walau hanya sepintas. Laku bertemu entah yang juga indah.
Gadis itu masih perlu mematut diri. Memakai topi, sambil meronakan pipi. Menaklukkan keriput, Â berharap kembali ke bayi lagi.
Wajah sering merindu bocah. Di alam yang berwaktu, pagi siang malam, butuh dirias sendiri-sendiri. Hingga saatnya nanti, semua akan hilang wajah.
Saat sejenak ambisi ditidurkan, kesadaran malah terbangunkan.
Kesadaran penuh lalu direngkuh. Beban berkurang, hati berubah menjadi lebih kuat, teguh, dan kukuh.