Cinta nan leluasa, selalu ada, jika diminta. Hadir saat khawatir, menawar getir, suka membanjir. Selalu siap, saat tergagap-gagap, melolong cepat.
Aku bersyukur, menemukannya, hari-hari ceria. Tak ingin dia, kecewa berat, karna ku kurang hormat.
Sayang di sayang, dia sering melupa, dulu-dulunya. Aneh sekali, aku menggebu-gebu, dia mendingin. Seperti kain pudar, tidak menarik, sama sekali.
Hatimu bolong, seperti ruang kosong, sepi melompong. Sedangkan aku, tetap seperti dulu, mengharap kamu.
Sepi kubunuh, pelan-pelan sekali, tapi tak mampu. Kamu kok datang lagi, kosong matamu, buta hatimu.
Gayamu polos, tanya ini dan itu, membunuh waktu. Jika terdiam, matamu tajam, seakan ingin terkam.
Kamu aneh sekali, semakin sedih, suka di hati. Lha kok begitu, senang derita orang, bertubi-tubi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI