Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dendang Lagu Sendu

12 Oktober 2021   18:48 Diperbarui: 12 Oktober 2021   18:58 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sendu bertebar di wajah. Di sana ada gundah. Tiada senda. Senda gurau pun makin tersendat-sendat lamat.

Nada dendang parau. Terasa sekali sedang galau. Cinta sedang perih diiris-iris.

Terdengar ketukan pelan-pelan. Kala disapa suara menghilang. Mungkinkah dia dan dia lagi ? Rupanya bukan.

Tak terbayang berjumpa siklus. Jumpa putus, sekarang putus. Dulu berbinar, sekarang berkobar. Jumpa dan pisah kenapa harus.

Tersedia kalimat yang paling memikat. Bila tertawan, pasti tidak terasa kalau dibelokkan. Pasrah katanya mudah. Menerima kenyataan lebih susah.

Bila curiga terhadap hal yang tersembunyi, akan lebih jelas, karena dilihat sendiri. 

Kalau akhirnya jelas perkara, ternyata terselip tipu daya. Dendang lagu sendu, mengalun sepi, di irama tak tentu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun