Sendu bertebar di wajah. Di sana ada gundah. Tiada senda. Senda gurau pun makin tersendat-sendat lamat.
Nada dendang parau. Terasa sekali sedang galau. Cinta sedang perih diiris-iris.
Terdengar ketukan pelan-pelan. Kala disapa suara menghilang. Mungkinkah dia dan dia lagi ? Rupanya bukan.
Tak terbayang berjumpa siklus. Jumpa putus, sekarang putus. Dulu berbinar, sekarang berkobar. Jumpa dan pisah kenapa harus.
Tersedia kalimat yang paling memikat. Bila tertawan, pasti tidak terasa kalau dibelokkan. Pasrah katanya mudah. Menerima kenyataan lebih susah.
Bila curiga terhadap hal yang tersembunyi, akan lebih jelas, karena dilihat sendiri.Â
Kalau akhirnya jelas perkara, ternyata terselip tipu daya. Dendang lagu sendu, mengalun sepi, di irama tak tentu.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H