Cinta itu terbang seperti elang. Melihat sekeliling tanpa mengerling. Kau mengamati tingkah lakuku, jeli sekali walau tak tahu.
Mata-matamu di mana-mana. Rerumputan, hingga ranting dahan. Daun kering melayang pun  jadi informan. Mereka lapor apa saja yang kamu suka.
Karena kau sangat pemilih, aku belajar berdalih.
Semoga bisa jadi pengalih. Berkilah lidah makin terlatih. Mendusta dan mengada-ada. Ingin bercitra mirip argumentasi, tapi hakikatnya "ngapusi".
Mantraku cuma satu : " Jika kamu tetap ingin sempurna, bersiaplah menghadapi gempuran dusta".
Baiklah. Aku menghormati prinsip tiada dusta di antara kita. Aku menggombalinya dengan jawaban : "Kaulah pemilih yang tak salah pilih"
Dalam hati aku berucap, kau tetap tidak berubah mengurusi asap.
Padahal manggis pernah berucap : "Durian masak berbau, manggis masak sama sekali tidak berbau". Akulah durian itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H