Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sandaran dan Harapan

14 Juli 2021   15:49 Diperbarui: 14 Juli 2021   16:18 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang melupa antara lain karena terlalu lama tak berperhatian. Alam terkembang sejatinya masih menjadi guru terbaik.

Berguru kepada tanaman hias misalnya, kita punya kesempatan ngobrol leluasa sepuasnya. Rajin menyiangi, menyiram, dan memupuk membuat tanah gembur, tanaman subur. Jika dirawat dengan penuh perhatian, niscaya bisa menjadi tambahan sandaran berkegiatan. Harapannya agar mereka  bisa dijadikan sahabat dalam keseharian.

Sandaran sangat mirip dengan tempat bertumpu. Memercayai bahwa hidup itu sangat mungkin dibuat lebih hidup. Dengan demikian akan melapangkan jalan agar tujuan mudah mencapai harapan.

Kadangkala hubungan antara tujuan dengan harapan itu kabur. Contoh, dalam rangka membina kehidupan berumah tangga,  kita berpengharapan bahagia dunia akhirat. Tetapi dalam praktik, motif tujuan menikah ternyata beraneka ragam. Begitu tujuan dan harapan tidak sejalan lagi, badai telah menanti.

Dalam praktik menyelaraskan tujuan dengan harapan, sulitnya bukan main. 

"Tujuan berbisnis bukanlah mencari uang sebanyak-banyaknya. Kalau hanya itu, kepercayaan akan akan tergerus pelan-pelan. Sekali saja pelanggan merasa diciderai, dengan cepat mereka tidak akan percaya lagi".

Sandaran dengan harapan itu menyatu. Tidak mungkin dipisah, apalagi kalau dilakukan tanpa arah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun