Di malam kelam, redup sinar rembulan, sunyi bertanya: "Apakah mimpi itu? Jawabnya berputar.
Rumah semakin kosong, tinggal berdua, sering melompong. Daya kebisuannya, menikam angan, menjelma semu.
Nafsu inginkan diam, hati tak tenang, gelisah selalu. "Rumahku Istanaku, hanyalah slogan, yang diindahkan".
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!