Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kesuburan Sri

29 Maret 2021   09:31 Diperbarui: 29 Maret 2021   09:36 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di negara penghasil padi, silang sengkarut tentang persediaan beras sering terjadi. Petani punya momentum, tengkulak  tidak rela dirugikan oleh siapa pun. Polemik pro dan kontra tentang impor beras, menunjukkan gejala itu. Waktunya pasti pas panen raya.

Agar petani tidak selalu bernasib seperti itu, Dewi Sri telah berjuang dengan tulus, hingga dikenang sebagai Dewi Kesuburan.

Pengorbanannya tidak sia-sia. Tangis siang malamnya tumpah menjadi sungai yang menyuburkan. Ia tetap bertahan tidak menikah, walau Bethara Guru ingin sekali mempersuntingnya. Ia bersumpah akan menjaga kemakmuran petani sampai kapan pun juga. 

Tetapi hingga kini, hasil pertanian selalu dipermainkan sebagai barang dagangan. "Karena kekejaman itulah, ibu bumi menangis siang dan malam", kata Rigoberta Minchu peraih nobel dari Guatemala.

Sebenarnya kalau kita konsisten sebagai pejuang alam tentulah tidak akan sia-sia :"Natura nil agit frustra".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun