Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tampan Flamboyan

23 Maret 2021   10:19 Diperbarui: 23 Maret 2021   11:01 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menjelang Pemilu atau Pilkada, banyak calon beradu tampan di pohon-pohon. Kaum ibu fanatik banget terhadap calon berwajah tampan. Dengan dasar sedang kasmaran ini, nyoblos dia wajib hukumnya.

Wajah ganteng, disebut flamboyan. Sebagai jenis tanaman, flamboyan melanglang dari Madagaskar. Daunnya kecil halus, mula-mula berwarna merah menyala. Dalam masa berikutnya, malah ada yang berwarna jingga pula. 

Di belantara perwajahan manusia, flamboyan itu juga bermaksud tampan. Jika menjadi selebritis, berarti gemerlap, hebat, dan megah. Lalu tokoh politik pun meniru. Atau jika tokoh politik itu pernah menjadi artis, ya tinggal meneruskannya.

Banyak tokoh politik yang flamboyan. Wajahnya dijaga agar tetap klimis. Karena melankolis, suka bernyanyi, dan menciptakan lagu. Klepek-klepeknya ibu-ibu bertambah seru.

Para tokoh flamboyan itu tetap mempertahankan kebiasaan lain, yaitu : iming-iming, omong-omong, dan omong kosong. 

Iming-iming adalah menjanjikan sesuatu yang lebih baik. Omong-omong, suka berunding dan memengaruhi agar visi missinya dimengerti. Lalu setelah jadi, akan ketahuan bahwa sebagian besar yang dijanjikan hanya sekedar omong kosong.

Pengetahuan tentang humaniora atau artes liberales, terkadang masuk ke ranah pengembangan kepribadian. Walau terbungkus motif politik, masih bisa dilihat motif yang berada di balik perilaku manusia itu.

Generasi masa kini pun bisa berperilaku flamboyan. Misal : menjadi anak mami yang borju. Tetapi seperti umumnya suatu generasi, tantangan zaman tidak hanya menjadi generasi flamboyan. Malah sering terjadi, jika memburu ketenaran, di baliknya tersembunyi sesuatu yang tidak dalam kewajaran : "Levis notse macula".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun