Mohon tunggu...
Bambang Srijanto
Bambang Srijanto Mohon Tunggu... -

pemerhati sosial

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Catatan Pinggir Pasca Pilpres: Usulan Nama Kabinet Jeje

26 Juli 2014   15:02 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:07 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Meski saat ini sedang hangat berita tentang gugatan kubu Prabowo ke MK dan perang urat syaraf dari kubu Prabowo terkait hasil pilpres, publik saat ini sedang menatap dan menanti siapa anggota kabinet pilihan Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Saya namai saja kabinet JJ untuk membedakan nama Kabinet Indonesia Bersatu jilid I dan II yang saya anggap bagus di teori tapi gagal di prakteknya.Kenapa saya anggap gagal, karena ternyata tidak semua menteri yang ada bisa seiring sejalan dengan Presiden dan Wakil Presidennya. Ini saya anggap karena akibat sikap Presiden terpilih yang terlalu dengan partai yang katanya akan mendukung di parlemen. Jika KIB jilid I dan II kelebihan lemak, maka Kabinet JJ di awal pembentukannya terkesan kurus kering, tidak tahu nanti setelah makan banyak gizi jadi gembrot. Kita lihat saja.

Kali ini agak menarik karena ada wacana Kabinet akan disusun dengan membuka partisipasi publik. Publik bisa berarti kaum terpelajar, orang bodoh, pedagang, pegawai negeri-swasta, petani, nelayan, oarang partau, LSM, orang baik maupun orang setengah baik,kyai, pastor, pendeta, biarawan/wati, dll. Orang jahat saya sarankan tidak usah mengusulkan karena akan bikin negara ini tambah hancur dan jadi budak..Kalau toh saya mengusulkan nama-nama kabinet maka bukan berarti saya orang baik atau setengah baik, tapi paling tidak masuk di kategori orang bodoh.

Jika boleh saya mengusulkan beberapa nama. 15 saja biar anda tidak bosan. Saya mengasumsikan susunan jabatan menteri kurang lebih sama dengan saat ini. Ini usulan saya beserta alasannya.

Yang pertama, Menteri ESDM : saya usulkan Pak Kurtubi. Alasan saya, beliau yang di tv senantiasa berorasi tentang pembangunan sarpras gas (terkait pengalihan minyak ke gas), penghapusan mafia migas, efisiensi di Pertamina. Sayangnya saya belum begitu banyak mendengar beliau menyinggung energi terbaharukan (maaf jika saya salah). Menurut saya beliaulah yang paling cocok menduduki posisi ini. Beliau kompeten ilmunya. Hanya saja jika ternyata nanti tidak berani menghilangkan atau memotong mafia  migas, maka perlu kita kasih tambahan kumis agar lebih berwibawa. Atau kalau tidak bisa membangun sarpras gar, maka kita kasih kantornya peternakan sapi untuk dibuat biogas. Kalau dia tidak mampu mengefisienkan Pertamina maka kita kirim dia pidato yang berapi-api tentang efisiensi pertamina agar ingat kembali. Dan jangan lupa untuk membisiki beliau untuk membangun desa berswasembada energi dengan menggunakan potensi yang ada (khusus hal ini di KIB I dan II sudah ada keinginan tapi gagap di pelaksanaan). Termasuk juga untuk renegoisasi kontrak karya pertambangan.

Yang kedua, Bung Anies Baswedan, sebagai Mendiknas : beliau sudah banyak malang melintang di dunia pendidikan dan banyak gagasan brilian. Hanya saja harus kita kawal mengingat di Diknas ada anggaran 20 % APBN. Bisa dibayangkan kalau tidak kuat imannya bisa melenceng dari idealisme awal. Yang perlu dibenahi adalah mutu pendidikan, bagaimana ada kesetaraan mutu di seluruh Indonesia. Jadikan UN sebagai alat pemetaan kualitas pendidikan (saat ini saya dengar katanya demikian, tapi saya tidak banyak mendengar hasilnya). Dan jangan lupa benahi pendidikan budi pekerti usia dini.

Yang ketiga Pak Dahlan Iskan, sebagai menteri BUMN. Beliau nampaknya pas di situ. Jangan jadikan beliau sebagai menteri koordinator karena pola pikir yang kadang di luar kotak bisa membuat menteri terkait lainnya semaput karena belum siap.

Yang keempat, Bu Puan Maharani sebagai menteri Sosial ; sekaligus latihan kepemipinan dan unjuk kinerja. Kita akan lihat bagaimana beliau memimpin kementerian yang lebih banyak bersinggungan dengan orang miskin dan bencana. Jangan pernah berani menyebut lagi ajaran Bung Karno jika  Bu Puan gagal dalam memimpin kementerian sosial. Indikatornya adalah fakir miskin dan anak terlantar banyak yang ditanggung oleh negara. Bukankah ini amanat UUD 45 yang digagas Bung Karno dkk dan hingga saat ini belum banyak dilakukan oleh negara?

Yang kelima, KH Muhaimin Iskandar,sebagai Menko Kesra:  saya sebut KH karena beliau pernah memberikan tausyiah menjelang buka bersama di rumah Bu Mega. Menurut saya isinya bagus meski banyak orang di sekitar beliau waktu itu yang tatapannya kosong dan ketawa-ketiwi. Indikatornya masalah kesejahteraan dan kesehatan rakyat harus lebih baik. Jangan sampai hanya kantong pejabat di Kesra saja yang baik.

Yang keenam, Pak Chairil Tanjung, sebagai menko perekonomian. Dengan latar belakang beliau dan kompetensinya saya kira beliau bisa menata lebih baik terkait masalah ekonomi dan industri di Indonesia.

Yang Ketujuh, Pak Bambang Wijoyanto, setelah lengser dari KPK sebaiknya beliau ditaruh sebagai Jaksa Agung. Kita akan lihat apakah kegalakan beliau masih bertaji di Kejaksaan Agung yang konon banyak suara nyinyir. Biar orang yang biasa main-main ngeri-ngeri sedap...

Yang Kedelapan, Bu Khofifah Indra Parawangsa,sebagai Mendagri. Pengalaman beliau sebagai menteri peranan wanita dan ketua muslimah NU, maka kompetensi manajerailnya tidak perlu diragukan. Pendapat saya ketulusannya akan membawa Depdagri akan lebih baik. Target slah satunnya adalah bagaimana sistem data kependudukan nasioanal bisa ditata dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun