Mohon tunggu...
Bambang Srijanto
Bambang Srijanto Mohon Tunggu... -

pemerhati sosial

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gerakan LGBT: Fenomena Sejarah berulang?

20 Februari 2016   23:27 Diperbarui: 20 Februari 2016   23:34 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tulisan ini saya kerjakan di saat mendengarkan suara Chrisye yang menyanyikan lagu : Ketika Tangan dan Kaki Berkata. Konon Chrisye berkali-kali menangis ketika melantunkan lagu ini, karena penghayatannya akan makna dalam lirik lagu tersebut. Diakui sang penulis -Pak Taufik Ismail-, tema lagu itu diambilkan dari terjemahan surat Yasin ayat 65 yang kurang lebih bermakna : “Pada hari ini Kami akan tutup mulut mereka, dan tangan mereka akan berkata kepada Kami, dan kaki mereka akan bersaksi tentang apa yang telah mereka lakukan.”

Bagi orang beriman, makna surat Yasin ayat 65 di atas pastilah menggetarkan, bagi orang yang merasa ingin disebut beriman, keimanan pada hari pembalasan adalah suatu hal yang mutlak. Akan berbeda bagi orang yang tidak mengakui dan meyakini pengadian di hari pembalasan, terjemahan surat Yasin ayat 65 di atas pastilah hanya sekedar terjemahan tanpa makna.

Di sela keheningan mendengarkan lagu tersebut, terbayang di pikiran saya tentang sepak terjang kaum terdahulu. Bagi kita, telah banyak cerita sejarah tentang perjalanan umat terdahulu  seperti halnya Kaum 'Ad dan Tsamud. Ya...  Kaum 'Ad dan Tsamud, mereka mendustakan adanya hari akhir hingga harus musnah karena azab Allah SWT.  Ada juga kaum yang mempermainkan timbangan, takaran dan membuat kerusakan, seperti kaum madyan. Dan yang tidak kalah heboh adalah perilaku menyimpang kaum Luth, yang melakukan perbuatan keji, dimana melakukan perbuatan homo, suatu perbuatan yang belum pernah dilakukan oleh umat-umat sebelumnya. Dikisahkan, kedua kaum ini pun harus musnah mendapatkan azab Allah SWT.

Sebagai umat terakhir, mestinya menjadikan semua peristiwa tersebut sebagai pelajaran. Namun entah apa sebabnya, justru perbuatan tersebut seakan berulang di kalangan umat terakhir ini bahkan lebih canggih modusnya dan lebih dahyat efeknya. Banyak pihak yang tidak mempercayai keadilan di hari kiamat,meski tidak terang-terangan, sehingga bertindak seolah hidup hanya di dunia ini. Akibatnya mereka melakukan perbuatan yang jauh dari citra manusia beradab. Merampok, mencuri, korupsi, berbuat kerusakan, mengurangi takaran dan timbangan dan yang sedang heboh saat ini adalah upaya melegalkan perbuatan kaum Luth dan turunannya. Tidak tanggung-tanggung, bahkan para pembela LGBT seperti menantang datangnya azab Allah SWT, persis seperti ketika kaum kafir menantang para Rasul untuk didatangkan azab yang diancamkannya.

Konon kata orang pandai, sejarah akan berulang dengan berbagai variasinya. Menurut saya gerakan LGBT adalah salah satu fenomena berulangnya sejarah kaum homo dengan segala variasinya. Nabi Luth telah mengingatkannya, mereka mengabaikan bahkan mendustakan serta mentertawakan, hingga akhirnya datang azab Allah SWT dengan menjungkirbalikan bumi tempat mereka berpijak. Persis seperti saat ini ketika kaum LGBT diajak untuk kembali mereka (kaum LGBT dan para pendukungnya) merasa enggan dan bahkan membuat propaganda karena sudah merasa nyaman dengan status mereka. Apakah akan datang azab Allah SWT karena ulah mereka? Tak ada yang bisa menjawab secara pasti, namun dalam hati nurani saya berkeyanian bahwa cepat atau lambat akan datang kerusakan yang sangat luar biasa bagi keberlangsungan umat manusia ini. Saya ketuk kaum yang mempromosikan LGBT, berkatalah yang jujur sesuai nurani...karena saya yakin nurani manusia tidak akan berdusta meski telah terkubur dalam endapan lumpur kotor..

Tulisan ini saya tutup dengan mengutip syair lagu Chrisye di atas :

Ketika Tangan dan Kaki Berkata
Lirik : Taufiq Ismail
Lagu : Chrisye

Akan datang hari mulut dikunci
Kata tak ada lagi
Akan tiba masa tak ada suara
Dari mulut kita

Berkata tangan kita
Tentang apa yang dilakukannya
Berkata kaki kita
Kemana saja dia melangkahnya

Tidak tahu kita bila harinya
Tanggung jawab tiba

Rabbana…
Tangan kami…
Kaki kami…
Mulut kami…
Mata hati kami…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun