(Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri, Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu).
Falsafah jawa yang satu ini mengingatkan kita tentang bagaimana memahami kehidupan yang baik dan selalu tawakkal pada ketetapan Tuhan, arti dari Unen-unen ini adalah jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri. Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu. Dalam falsafah ini, tersirat sebuah makna bahwa manusia Jawa terikat dengan nilai-nilai ketuhanan atau determinisme teologis. Manusia yang percaya akan Tuhan, telah memiliki keyakinan bahwa segala sesuatu musibah dan kehilangan adalah datangnya dari Tuhan, dan menjadi sebuah pelajaran bagi manusia untuk melakukan upaya perbaikan diri dengan melihat kelemahan dan kelebihan dan selalu melakukan introspeksi diri dan semakin mendekatkan diri kepada Tuhan, dengan adanya musibah dan kehilangan, menusia hendaknya jangan terlalu bersedih, karena semua sudah berjalan sesuai alurnya, tetapi manusia harus tetap tabah dalam menghadapi semuanya dan senantiasa berjuang untuk memperbaiki kehidupannya.
Jangan terlalu lama larut dalam kesedihan dan kekecewaan yang mendalam karena musibah dan kehilangan, karena kita tidak pernah tahu apa yang benar-benar baik bagi kita. Kehilangan tidak selalu sebagai musibah, karena bisa menjadi jalan untuk memperoleh yang lebih baik, yakin bahwa Tuhan akan memberikan yang lebih baik, hidup bukan yang kita inginkan (Want) tetapi yang kita butuhkan (Need). Kita harus yakin bahwa Tuhan tidak akan mengambil dari kita tanpa mengganti dengan yang lebih baik. Terlebih bila yang hilang itu harta atau orang yang kita cinta sekalipun, kehilangan itu adalah jalan terbaik Tuhan untuk memberikan ganti yang lebih baik bagi manusia. Setiap yang hidup pasti ada ujian, karena dengan begitu kita akan berlatih tentang ke ikhlasan dan kesabaran. Musibah dan kehilangan mengajarkan pada kita, bahwa sesungguhnya kita bukan pengatur tetapi yang diatur, bukan yang berkendak tetapi yang dihendaki. Percayalah bahwa apa yang terjadi sesungguh nya sudah Tuhan tetapkan, begitu juga tentang Rezeki, Jodoh dan Kematian. Tuhan sudah menjamin rezeki setiap yang bernyawa termasuk manusia, dan bagian itu tidak akan tertukar karena Tuhan Maha Adil dan Bijaksana.
Falsafah jawa ini juga mengajarkan pada kita tentang bagaimana memahami kehidupan yang baik dan selalu tawakkal pada ketetapan Tuhan, arti dari Unen-unen ini adalah jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri. Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu. Ssesuatu yang terjadi pada diri manusia baik itu berupa bahagia, kesenangan,musibah dan kehilangan adalah Sebuah ketetapan yang datangnya dari Tuhan, seperti cuplikan syair lagu Dewa 19 "Bila ketetapan Tuhan..Sudah ditetapkan, tetaplah sudah..Tak ada yang bisa merubah..Dan takkan bisa berubah..Relakanlah saja ini..Bahwa semua yang terbaik..Terbaik untuk kita semua..Menyerahlah untuk menang.Dengan adanya musibah dan kehilangan, menusia hendaknya jangan terlalu bersedih, karena semua sudah berjalan sesuai alurnya, dan yang harus dilakukan oleh manusia adalah tetap tabah dalam menghadapi semuanya dan senantiasa berjuang untuk memperbaiki semuanya, termasuk perbaikan untuk kehidupan yang lebih baik.
Musibah dan kehilangan menunjukkan pada kita, bahwa sesungguhnya kita bukan pengatur tetapi yang diatur, bukan yang berkendak tetapi yang dihendaki, bukan pemberi tetapi yang diberi Percayalah bahwa apa yang terjadi sesungguh nya sudah Tuhan tetapkan, begitu juga tentang Rezeki, Jodoh dan Kematian. Tuhan sudah menjamin rezeki setiap yang bernyawa termasuk manusia, dan bagian itu tidak akan tertukar karena Tuhan Maha Adil dan Bijaksana. "Don't grieve, Anything you lose comes round in another form." (Jangan sedih, Apapun yang hilang akan kembali dalam bentuk lain).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H