Kalbar - Harapan ingin segera merampungkan pengerjaan pembangunan perumahan sesuai keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui program Nawacita Satu Juta Rumah alias perumahan bersubsidi kalangan masyarakat bawah, tapi apadaya, obsesi Asosiasi Pengembang Perumahan Indonesia (APPERINDO) itu terhambat lantaran ulah oknum tak bertanggung jawab.
Badarudin Alfaruq selaku marketing APPERINDO mengatakan, para pembeli yang sedianya memesan perumahan Istana Griya 1 sebanyak 173 orang, tepatnya di Kumpai Kecil, Desa Kuala Dua, kecamatan Sungai Raya kabupaten Kubu Raya provinsi Kalimantan Barat, akhirnya mereka mengurungkan niatnya alias mundur teratur.
Padahal, selain sudah memenuhi persyaratan pembelian, mereka juga sudah mengikuti prosedur KPR pada Bank BTN cabang Pontianak. Tapi akibat ulah oknum yang tak bertanggung jawab, walhasil tahap wawancara akhirnya mereka mundur alias membatalkan perjanjian mengambil rumah. Maklum karena mereka ragu dengan keabsahan perumahan. Akibat tindakan oknum perampas lahan. Para oknum tega memasang sederet baleho bernada fitnah. Oleh karena itu kami selaku marketing jelas mengalami kerugian dari pendapatan penjualan, ungkapnya.
Para oknum tega memasang sederet baleho bernada fitnah. Oleh karena itu kami selaku marketing jelas mengalami kerugian dari pendapatan penjualan, ungkap Badarudin, sebagaimana dilansir suararakyatmerdeka.com (5/11/2017).
Dalam hal ini, lanjut Badarudin yang mempermasalahkan hanya berdokumen peta bodong dan surat dari desa tahun 2006 dan 2017. Tidak masalah namun di masalahkan, sertifikat ada kenapa di permasalahkan, ujar Badarudin.
"Perumahan yang merupakan bagian progran sejuta rumah ini telah mengantongi izin tapi kenapa masih juga diganggu oleh oknum tidak bertanggung jawab," ujar Badarudin.
Bisa dibayangkan, jika pembangunan perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah ini dihambat oleh puluhan oknum aparat bersenjatakan lengkap hampir setiap hari selama 2 minggu mendatangi lokasi pengerjaan proyek Istana Griya 1. Dan salah satunya dilakukan oleh segerombolan orang yang mengatas namakan perguruan Alfakar.
Bukan itu saja, aksi penggerusakan terhadap perumahan yang tengah dibangun itu dilakukan oleh 70 hingga 100 orang dalam setiap harinya. Dalam aksinya mereka menggunakan alat. palu, gergaji, cangkul, dan alat penggali tanah, terangnya.
Hal senada juga diungkapkan Sigit marketing APPERINDO, mereka melakukan aksinya dengan cara memagar komplek pembangunan perumahan, menimbun akses jalan fasum perumahan dengan tanah galian. Selain itu mereka juga membuat parit dan memutus jalan dengan parit-parit tersebut, urainya.
Masih katanya, oknum tak bertanggung jawab tersebut mendirikan pos sebanyak 3 titik. Bahkan gilanya lagi, pos.didirikan ditengah jalan perumahan. Dengan memasang tulisan bernuansa provokatif.
Bahkan lanjutnya, mereka sengaja memasang informasi dokumen palsu. Semisal, tanah ini seluas 40 Ha milik ahli waris Drs. Â Aliudin Saini. Lantas peta tanpa cap dan tanda tangan Badan Pertanahan Nasional (BPN), yang mengatas namakan peta dari kepolisian.