We Live in Time mengikuti kisah cinta antara Almut (diperankan oleh Florence Pugh), seorang koki berbakat, dan Tobias (diperankan oleh Andrew Garfield), seorang pria yang baru saja bercerai.Â
Kehidupan mereka berubah ketika Almut secara tidak sengaja menabrak Tobias dengan mobilnya. Setelah pertemuan ini, mereka mulai menjalin hubungan yang berkembang menjadi cinta dan akhirnya membangun keluarga bersama.
Namun, kebahagiaan mereka diuji ketika Almut didiagnosis menderita kanker. Film ini menggunakan narasi non-linear untuk menggambarkan perjalanan mereka selama satu dekade, menampilkan momen-momen penting dalam kehidupan mereka dan bagaimana mereka menghadapi kenyataan yang sulit ini.
Mengatasi tantangan kanker dalam hubungan mereka
Dalam We Live in Time, Almut dan Tobias menghadapi tantangan kanker dengan cara yang sangat emosional dan penuh perjuangan.
 Setelah Almut didiagnosis kembali dengan kanker, mereka dihadapkan pada pilihan sulit: menjalani pengobatan yang berat dengan kemungkinan kecil untuk sembuh atau menikmati sisa waktu yang mereka miliki dengan kualitas hidup yang lebih baik.
Almut memutuskan untuk menjalani pengobatan, tetapi juga bertekad untuk memaksimalkan waktu yang tersisa. Dia mengikuti kompetisi memasak internasional yang bergengsi tanpa sepengetahuan Tobias, karena dia ingin mencapai sesuatu yang besar dalam hidupnya meskipun kondisinya semakin memburuk.Â
Keputusan ini menciptakan ketegangan dalam hubungan mereka, tetapi juga menunjukkan kekuatan dan ketahanan cinta mereka.
Film ini menggambarkan bagaimana mereka berdua mencoba untuk tetap kuat dan mendukung satu sama lain, meskipun menghadapi kenyataan yang sangat sulit. Tobias berusaha untuk menjadi pendukung yang setia, sementara Almut berjuang untuk tetap hidup dengan penuh semangat dan tujuan.
Momen yang sangat mengharukan dalam film ini
We Live in Time memiliki beberapa momen yang sangat mengharukan. Salah satu momen yang paling menyentuh adalah ketika Almut memutuskan untuk mengikuti kompetisi memasak internasional meskipun kondisinya semakin memburuk. Tobias, yang awalnya tidak setuju, akhirnya mendukung keputusan Almut dan bahkan hadir untuk menyemangatinya.
Momen lain yang sangat mengharukan adalah ketika Almut dan Tobias memutuskan untuk mencoba memiliki anak meskipun mengetahui risiko yang dihadapi karena kondisi kesehatan Almut. Proses ini penuh dengan harapan dan ketegangan, dan kelahiran putri mereka, Ella, menjadi salah satu momen paling emosional dalam film.
Selain itu, adegan terakhir di mana Tobias dan Ella melanjutkan hidup tanpa Almut juga sangat mengharukan. Ini menunjukkan kekuatan cinta dan kenangan yang mereka miliki bersama, meskipun Almut telah tiada.