4. Transparansi dan Kepercayaan
Membangun transparansi dan kepercayaan antara negara-negara adalah tantangan besar. Negara-negara perlu memastikan bahwa mereka berbagi informasi dan teknologi dengan cara yang transparan dan dapat dipercaya.
5. Kecepatan Perkembangan Teknologi
Teknologi AI berkembang dengan sangat cepat, sering kali lebih cepat daripada kemampuan regulasi untuk mengikutinya. Organisasi internasional perlu memastikan bahwa regulasi tetap relevan dan efektif dalam menghadapi perkembangan teknologi yang cepat.
6. Isu Etika dan Hak Asasi Manusia
AI menimbulkan berbagai isu etika dan hak asasi manusia yang kompleks. Organisasi internasional perlu memastikan bahwa regulasi AI tidak hanya fokus pada aspek teknis, tetapi juga mempertimbangkan implikasi etika dan sosial.
Berikut adalah beberapa contoh kolaborasi internasional yang berhasil dalam pengaturan AI:
1. Perjanjian Internasional AI Pertama
Pada September 2024, Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa menandatangani perjanjian internasional pertama yang mengikat secara hukum tentang penggunaan sistem AI. Perjanjian ini bertujuan untuk memastikan bahwa perkembangan AI tetap menjunjung tinggi standar hak asasi manusia, demokrasi, dan supremasi hukum. Negara-negara lain seperti Argentina, Australia, Kanada, Jepang, dan Meksiko juga terlibat dalam negosiasi perjanjian ini.
2. Majelis Umum PBB Mengadopsi Resolusi AI
Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi pertama tentang AI, yang menekankan pentingnya kerjasama internasional dalam pengembangan dan penggunaan AI yang aman dan etis. Resolusi ini mendorong negara-negara anggota untuk berbagi pengetahuan dan teknologi serta mengembangkan standar global untuk AI.