Mohon tunggu...
bambang riyadi
bambang riyadi Mohon Tunggu... Auditor - ISO Management Sistem dan; Produk Sertifikasi

Saya menikmati menulis di blog saya tentang berbagai topik menarik, mulai dari kesehatan mental, perkembangan terbaru dalam kecerdasan buatan yang mendukung produktivitas, teknologi blockchain, cyber security, cryptocurrency, hingga pengalaman serta keahlian saya dalam sertifikasi ISO dan menghadapi audit pabrik untuk mematuhi persyaratan tanda produk seperti UL, CSA, CCC, DNV, ABS, KCC, IRAM, EAC, ATEX/IECEx.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Pembentukan Tentara dan Polisi Cyber di Indonesia: Langkah Menuju Keamanan Digital

25 September 2024   12:59 Diperbarui: 26 September 2024   13:15 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photos by K_E_N in depositphotos.com

Pendahuluan

Di era digital yang semakin maju, ancaman siber merupakan salah satu tantangan terbesar bagi keamanan nasional. Pemerintah Indonesia merencanakan membentuk unit khusus tentara dan polisi cyber. Pembentukan ini menyiratkan langkah positif sebagai tindakan yang dapat menguatkan pertahanan negara dari serangan siber dan melindungi infrastruktur kritis.

Rencana Pembentukan Tentara dan Polisi Cyber

Pembentukan tentara dan polisi cyber merupakan poin terpenting yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Presiden Joko Widodo bersama Presiden terpilih Prabowo Subianto telah menyetujuan pembentukan unit ini sebagai matra keempat dalam struktur Tentara Nasional Indonesia dan bagian Kepolisian Negara Republik Indonesia. Tanggungan utamanya nanti adalah operasi siber baik defensif dan ofensif serta mengamankan data-data dan infrastruktur digital negara dari serangan siber.

Pekerjaan Konkrit Tentara dan Polisi Cyber

  • Deteksi dan Pencegahan Serangan Siber: unit ini bertugas mendeteksi dan mencegah serangan siber sebelum mereka merusak infrastruktur kritis. Untuk melakukan pencegahan itu, mereka menggunakan teknologi mutakhir pada jaringan dan sistem informasi negara.
  • Respons terhadap Serangan: Yaitu ketika S erangan siber sudah terjadi, tentara dan polisi cyber akan merespons secepat-cepatnya menggunakan sumber da-yang dimiliki untuk meminimalisir kerusakan. Mereka akan bekerja sama dengan instansi instansi pemerintah dan sektor swasta untuk menindaklanjuti dan menyelesaikan.
  • Pengembangan Keamanan Siber: selain tanggulangi serangan siber unit ini akan merancang dan mengembangkan teknologi dan strategi keamanan siber. Mereka akan melakukan riset dan pengembangan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan siber negara.
  • Edukasi dan Pelatihan: Tentara dan polisi c yper akan memberikan pelatihan dan edukasi kepada masyarakat dan organisasi tentang pentingnya keamanan siber. Ini mencakup kampanye kesadaran masyarakat tentang ancaman siber dan gaya hidup online yang sehat.

Negara yang telah lebih dulu mengimplementasikan unit siber dalam struktur militer dan kepolisian mereka:

  1. Amerika Serikat: Memiliki United States Cyber Command (USCYBERCOM) yang bertanggung jawab atas operasi siber defensif dan ofensif.
  2. Rusia: Memiliki unit siber di bawah kendali militer dan intelijen, termasuk GRU (Direktorat Intelijen Utama).
  3. China: Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) memiliki unit siber yang fokus pada operasi siber untuk kepentingan pertahanan dan ofensif.
  4. Israel: Unit 8200 di bawah Angkatan Pertahanan Israel (IDF) terkenal dengan kemampuan teknologi siber dan intelijen yang maju.
  5. Inggris: National Cyber Force (NCF) yang merupakan kolaborasi antara Kementerian Pertahanan dan Badan Komunikasi Pemerintah (GCHQ).
  6. Korea Selatan: Memiliki Cyber Command untuk menangani ancaman siber, terutama dari Korea Utara.

Beberapa contoh serangan siber yang pernah terjadi di Indonesia. Berikut beberapa di antaranya:

  • Peretasan Situs Web KPU (2004): Seorang peretas yang dikenal dengan nama Xnuxer berhasil membobol situs web Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan menyisipkan informasi aneh yang membuat situs tersebut kacau.
  • Perang Hacker antara Indonesia dan Australia (2013): Serangan ini dimulai ketika situs web Australian Secret Intelligence Service (ASIS) diretas oleh sekelompok peretas Indonesia yang menyebut diri mereka sebagai “Indonesian Cyber Army”.
  • Serangan ke Tiket.com dan Citilink (2016): Kedua situs ini mengalami serangan siber yang menyebabkan gangguan layanan dan kerugian finansial.
  • Situs Web Telkomsel Menampilkan Kata-Kata Kasar (2017): Situs web Telkomsel diretas dan menampilkan pesan-pesan kasar yang mengkritik harga paket data yang mahal.
  • Kebocoran Data Pengguna Tokopedia (2020): Data pengguna Tokopedia bocor dan dijual di dark web, mengakibatkan kebocoran informasi pribadi jutaan pengguna.
  • Peretasan Situs Web BPJS Kesehatan (2021): Data pribadi jutaan peserta BPJS Kesehatan bocor dan dijual di forum online.
  • Serangan Ransomware pada Bank Syariah Indonesia (2023): Bank Syariah Indonesia mengalami serangan ransomware yang mengenkripsi data dan meminta tebusan untuk mengembalikan akses.

Serangan-serangan ini menunjukkan betapa pentingnya keamanan siber dalam melindungi data dan infrastruktur digital.

Beberapa tren terbaru dalam ancaman siber di Indonesia yang perlu diperhatikan:

  • Peningkatan Jumlah Serangan Siber: Pada semester pertama tahun 2024, jumlah serangan siber di Indonesia meningkat enam kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Total serangan mencapai lebih dari 2,4 miliar, dengan rata-rata 13,7 juta serangan per hari.
  • Serangan dari Dalam Negeri: Menariknya, mayoritas serangan siber di Indonesia berasal dari dalam negeri sendiri. Daerah seperti DKI Jakarta dan Depok menjadi pusat serangan karena infrastruktur digital yang lengkap dan konsentrasi data penting.
  • Advanced Persistent Threats (APT): Serangan APT, yang seringkali dilakukan oleh aktor negara, terus menjadi ancaman signifikan. Serangan ini biasanya bertujuan untuk mencuri data sensitif atau mengganggu operasi penting.
  • Ransomware: Serangan ransomware masih menjadi ancaman utama, di mana penyerang mengenkripsi data korban dan meminta tebusan untuk mengembalikan akses. Serangan ini telah menargetkan berbagai sektor, termasuk perbankan dan layanan kesehatan.
  • Supply Chain Attacks: Serangan terhadap rantai pasokan juga meningkat. Penyerang menargetkan vendor atau pemasok untuk mendapatkan akses ke sistem yang lebih besar dan lebih penting.
  • Phishing: Serangan phishing tetap menjadi salah satu metode paling umum yang digunakan oleh penyerang untuk mencuri informasi pribadi atau data penting lainnya.
  • Serangan terhadap Infrastruktur Kritis: Infrastruktur penting seperti jaringan listrik, sistem transportasi, dan layanan kesehatan menjadi target utama serangan siber. Ini menunjukkan perlunya peningkatan keamanan pada sektor-sektor ini.

Dengan meningkatnya ancaman ini, penting bagi individu dan organisasi di Indonesia untuk meningkatkan kesadaran dan langkah-langkah keamanan siber mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun