Besoknya, Kinar pun melapor ke Pak RT , kalau ia akan kuliah dan menetap di desa Sidorahayu. Nah, di sini Kinar mulai berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Caranya ia berusaha untuk berbicara menggunakan bahasa jawa. tapi karena belum bisa, maka ucapannya salah, dan tentu saja artinya salah.
3 Jimat Sakti Tinggal di JogjaÂ
Walau hanya berdurasi16 menit kurang 1 menit dan hanya diperankan 7 talant, tapi  film Ke JOGYA yang diproduksi oleh Paniradya kaistimewan ini sangat menarik. selain itu pesan moralnya sangat dapat yang menekankan tentang Tata Krama Tinggal di Yogya.
Jadi ada 3 tata krama yang harus dijalankan saat orang ingin tinggal di Jogja . Pertama, kalau lewat depan rumah orang harus bilang Nderek Langkung atau permisi mohon izin lewat. Kedua saat ingin menyela ucapan, harus bilang maaf atau nyuwun sewu. Ketiga, bila mendapatkan bantuan, jangan lupa ucapkan matur nuwun atau terima kasih.
Tata Krama Jogja Bisa Berlaku di Mana saja
Permisi, maaf, dan terima kasih, sebenarnya ini sangat universal, jadi bisa diterapkan di mana saja. Dan sebenarnya, sudah harus diajarkan sejak kecil. Misalnya permisi, di makassar itu biasa diucapkan, "Tabe", tidak hanya lewat depan orang, tapi saat lewat depan orang yang lebih tua.
Sesuai pengamatan saya, anak zaman now banyak yang kurang memperhatikan 3 hal ini. Misalnya saat lewat depan orang, tidak permisi. kalau pun permisi, itu dengan nada kurang sopan menurut saya. Misalnya "Misi, dong!" ini jelas perbeda bila diucapkan dengan, "permisi, Pak!", "Permisi, Bu!" atau "Permisi, Kak!"
Begitu juga soal terima kasih. Bukan hanya anak zaman now yang lalai mengucapkan terima kasih, orang dewasa juga banyak hehehe. Padahal terima kasih mudah diucapkan, tapi dampaknya besar. Begitu juga dengan kata maaf. Masih banyak yang segan mengucapkan maaf.
Nah, kalau 3 jimat sakti ini sudah bisa kita terapkan, maka Insya Allah, tidak hanya tinggal di Jogja, di daerah mana saja di seluruh nusantara, kita akan idup tenang dan nyaman. Seperti mengutip ucapan Sri Sultan Hamenkubuwono X, untuk tinggal di Jogja, tidka perlu menjadi orang Jogja. Tetaplah menjadi Papua, Batak, Sunda, ataupun Bugis yang menjunjung budaya dan tata krama. Seperti Kinar yang tidak perlu menjadi orang Yogja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H