Hari ini saya ingin sekali berjalan kaki. Tapi, saya tidak mau yang jauh-jauh. Biar kalau lapar, bisa langsung pulang hahaha.
Maka setelah menyelesaikan 1 tugas menulis, saya pun bejalan kaki menuju Taman Bakti Kaya yang berada di Kompleks PELNI Depok. Tidak sampai 15 Â menit, saya sudah sampai.
Saat sampai di sana, lumayan banyak anak-anak yang bermain sepulang sekolah. Ada juga sekumpulan ibu-ibu yang habis menjemput anak sekolah. Eh.. Ternyata ramai juga penjual. Jadi harusnya tadi saya tidak perlu takut kelaparan, ya hahaha.Â
Namun ada satu yang sangat menarik perhatian saya, yaitu kotak berwarna merah. Ternyata itu KOLECER atau Kotak Literasi Cerdas. Kebetulan hari ini kotak itu terbuka dan ada seorang Mas yang menjaga.
Saya pun menghampiri mas penjaga KOLECER. Kotak Literasi Cerdas ini dibuka setiap hari senin dan kamis. Dari pagi sampai pukul 11 siang.Â
KOLECER yang Ingin Dikunjungi
Namun sayangnya, beberapa menit saja di sana, tidak satu pun anak-anak yang terlihat sedang membaca buku, atau bahkan sekadar melihat-lihat koleksi buku. Padahal tidak tiap hari KOLECER yang di bawah naungan Dispusibda dibuka dan dijagai.
Padahal, dari sisi KOLECER, pastinya dia ingin pengunjung taman mendekati. Mengambil buku lalu membacanya. si KOLECER tidak ingin hanya sebagai pemanis Taman Bakti Jaya saja.Â
Begitu Turunkah Niat Baca Anak?
Saat berbincang dengan si mas penjaga KOLECER, saya pun sempat menyinggung soal minat baca anak yang semakin menurun. Dan si Mas itu mengiyakan juga
Saya langsung teringat masa saya kecil dulu. Sejak usia 5 tahun, saat belum lancar membaca, ibu saya sudah melanggani saya majalah Bobo. Lalu lanjut saat SD, saya jadi anggota perpustakaan daerah di Makassar. Masih haus bacaan, saya sewa lagi buku dan komik di teman. Sampai terus dewasa saya masih jadi anggota sebuah taman baca.
KOLECER Harus Berbenah
Menurut saya, kehadiran KOLECER ini sangat bagus. Hadir di sebuah taman kompleks yang pastinya banyak dikunjungi anak-anak. Apalagi KOLECER di Depok  kata si mas ada di lapangan Jawa dan Lembah Gurame.
Hanya itu tadi, kembali pada minat baca anak-anak. KOLECER harus bisa memikat anak-anak. Jangan sampai KOLECER jadi pemanis taman saja.
Perlu sekali ada pemikat agar anak-anak mau mendekat KOLECER , lalu mengambil buku, kemudian membacanya. Misalnya, diputar lagu anak-anak. Atau bisa juga, anak-anak yang baca diberi stiker yang tulisannya mengajak untuk terus gemar membaca.
Dari pengamatan saya sebagai seorang penulis cerita anak, koleksi buku-buku di KOLECER harus dibenahi dan disesuaikan. Ini berkaitan dengan sistem KOLECER yang menerapkan AMBIL, BACA, SIMPAN. dengan artian buku hanya boleh dibaca di tempat.
Nah dengan waktu buka KOLECER di Taman.. yang hanya sampai pukul 11 siang, maka bagusnya menurut saya buku-buku yang disediakan adalah buku-buku tipis saja. Jadi anak-anak bisa membaca buku itu sampai tamat dengan sekali duduk. Mungkin juga perbanyak buku-buku pictbook atau cerita bergambar.Â
Harapan saya, semoga KOLECER Â semakin menarik dan menjadi tempat favorit anaka-anak membaca buku, agar anak-anak semakin cerdas. Aamin.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H