Saat berbincang dengan si mas penjaga KOLECER, saya pun sempat menyinggung soal minat baca anak yang semakin menurun. Dan si Mas itu mengiyakan juga
Saya langsung teringat masa saya kecil dulu. Sejak usia 5 tahun, saat belum lancar membaca, ibu saya sudah melanggani saya majalah Bobo. Lalu lanjut saat SD, saya jadi anggota perpustakaan daerah di Makassar. Masih haus bacaan, saya sewa lagi buku dan komik di teman. Sampai terus dewasa saya masih jadi anggota sebuah taman baca.
KOLECER Harus Berbenah
Menurut saya, kehadiran KOLECER ini sangat bagus. Hadir di sebuah taman kompleks yang pastinya banyak dikunjungi anak-anak. Apalagi KOLECER di Depok  kata si mas ada di lapangan Jawa dan Lembah Gurame.
Hanya itu tadi, kembali pada minat baca anak-anak. KOLECER harus bisa memikat anak-anak. Jangan sampai KOLECER jadi pemanis taman saja.
Perlu sekali ada pemikat agar anak-anak mau mendekat KOLECER , lalu mengambil buku, kemudian membacanya. Misalnya, diputar lagu anak-anak. Atau bisa juga, anak-anak yang baca diberi stiker yang tulisannya mengajak untuk terus gemar membaca.
Dari pengamatan saya sebagai seorang penulis cerita anak, koleksi buku-buku di KOLECER harus dibenahi dan disesuaikan. Ini berkaitan dengan sistem KOLECER yang menerapkan AMBIL, BACA, SIMPAN. dengan artian buku hanya boleh dibaca di tempat.
Nah dengan waktu buka KOLECER di Taman.. yang hanya sampai pukul 11 siang, maka bagusnya menurut saya buku-buku yang disediakan adalah buku-buku tipis saja. Jadi anak-anak bisa membaca buku itu sampai tamat dengan sekali duduk. Mungkin juga perbanyak buku-buku pictbook atau cerita bergambar.Â
Harapan saya, semoga KOLECER Â semakin menarik dan menjadi tempat favorit anaka-anak membaca buku, agar anak-anak semakin cerdas. Aamin.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H