Makanya hal ini harus ditinjau kembali. Jangan sampai alih-alih menanamkan pengetahuan baju adat pada anak, malah menimbulkan masalah baru. Misalnya saat proses belajar mengajar. Karena kan, anak-anak itu terbiasa banyak gerak. Nanti baju adatnya juga bisa rusak.
Solusi Seputar Baju Adat
Sesuai dengan pengalaman saya, baju adat itu memang kadang dipakai ke sekolah. Tapiii.. itu khusus saat ada acara-acara tertentu. Misalnya, krucil saya pas hari Pendidikan Nasional. Tapi itu tidak belajar, melainkan untuk karnaval. Terus saat itu, saya menyewa di dekat rumah. Kalau tidak salah harganya 25 ribu.
Hanya saja, ini tetap menimbulkan masalah. Salah satunya, banyak orang tua memaksakan untuk menyewa baju adat. Akhirnya mereka harus berutang dulu ke penyewa baju. Endingnya pun penuh drama, ditagih-tagih terus. Bahkan ada, sudah sewa bajunya belum bayar, bajunya tidak dikembalikan pula.
Jadi menurut saya, hal ini harus kembali dikaji lagi. Kalau tujuannya untuk mengenalkan para murid baju adat, bisa ditempuh lewat jalur lain dulu. Yang paling utama itu lewat pelajaran sekolah. Bisa juga pemerintah memberi dukungan dengan mengadakan studi tur. Saya yakin, di seluruh Indonesia ada museum-museum daerah sendiri, yang di dalamnya juga pasti ada baju adat. Bahkan malah lebih komplit. Ada juga rumah adat, makanan tradisional dan lainnya. Seperti Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. Termasuk Taman Mini Indonesia Indah.
Sebagai penutup, semoga segera ada solusi terbaik dari peraturan pemakaian baju adat di sekolah. Setidaknya, suatu kebijakan itu jangan sampai memberatkan murid dan orang tuanya. Aamin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H