Mohon tunggu...
bambang priantono
bambang priantono Mohon Tunggu... -

Saya seorang multiplyer, dan saat ini mengajar bahasa Inggris disebuah lembaga pendidikan satu tahun yg berpusat di Malang, tapi saya ditempatkan di Semarang, Jawa Tengah. Akun multiply saya sederhana, sama dengan nama akun saya disini.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Merdeka yang Sepi

18 Agustus 2011   10:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:40 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hari ini bendera itu tidak berkibar
Umbul-umbul yang biasa ada tiap hari merdekapun tiada
Rumah-rumah serasa senyap dan sunyi
Tiada hingar bingar penuh canda tawa
Yang ada hanyalah sibuk dengan dunia masing-masing

Hari ini bendera itu tidak berkibar
Pekik merdeka hanya sayup-sayup terbawa angin
Maaf lupa, maaf tidak ada himbauan
Lagi sibuk cari makan untuk hidup
Ungkapan itu yang terlontar dengan sepinya merdeka

Merdeka yang sepi
Meski Ramadan bukan alasan utama
Merdeka hanya slogan iklan yang didengungkan
Bagai parfum Paris kelas satu diimpor dari Prancis
Memabukkan namun menjerumuskan

Merdeka yang sepi
Sepi dari panjat pinang, makan kerupuk, balap karung
Lomba-lomba yang teramat dirindukan
Hanya segelintir yang masih melaksanakannya
Kendati makna merdeka masih kabur

Merdeka yang sepi
Sepi bagai tanah kosong
Merdeka yang bermakna hampa
Sehampa tatapan pesimis anak bangsa
Yang terbelenggu oleh bangsanya sendiri..

Merdeka.....hanya bagi yang berkuasa
Yang atas saja enggan merayakan
Bagaimana dengan lapis bawah
Ah! merdeka dan merdeka
Yang tak terhayati oleh orang-orang 'lupa'

Merdeka!
Merdeka!
Merdeka!
dan sekali lagi merdeka!
Pekikkan meski dengan nafas hampir terputus

Bambang Priantono
18 Agustus/Ramadan/Pasa 2011/1432/1944
Indraprasta, Semarang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun