Mohon tunggu...
Bambang Priyanto
Bambang Priyanto Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Lahir di Solo, sekolah dan besar di Jakarta. Berminat terhadap kajian sosial, hukum, politik dan budaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yatim Piatu kasih Sayang

4 April 2013   12:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:45 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pernah menyimak lagu No Body's Child dari Karen Young;


I was slowly passing an orphan's home one day.

And stopped there for a moment just to watch the children play.

Alone a boy was standing and when I asked him why

he turned with eyes that could not see and he began to cry.

People come for children and take them for their own.

But they all seem to pass me by and I am left alone.

I know they'd like to take me but when they see I'm blind

they always take some other child and I am left behind.

No mother's arms to hold me or soothe me when I cry.

I'm nobody's child.

walau lagunya terdengar syahdu  menghibur tetapi merenungi kedalaman maknanya sungguhnya membuat miris hati dan perasaan. Bagaimana kehidupan anak anak yatim piatu dinegeri manapun lebih banyak tidak beruntung, kebanyakan mereka menjadi anak terlantar dan disia siakan.
Mencoba menterjemahkan secara bebas lagu itu sbb;

Aku perlahan-lahan melewati rumah anak yatim disatu hari.

Dan berhenti di sana untuk sejenak hanya untuk menonton anak-anak bermain.

anak laki-laki berdiri sendiri  dan ketika aku bertanya mengapa

ia berbalik dengan mata yang tidak bisa melihat dan ia mulai menangis.

Orang-orang datang untuk anak-anak dan membawa mereka untuk mereka sendiri.

Tapi mereka semua tampaknya melewati aku dan aku ditinggalkan sendirian.

Aku  tahu mereka ingin mengambilku, tapi ketika mereka tahu aku buta

mereka selalu mengambil beberapa anak lainnya dan aku ditinggalkan.

Tidak ada  lengan ibu untuk menahanku atau menenangkan  ketika aku menangis.

Kadang-kadang mendapat begitu kesepian aku berharap bahwa aku bisa mati.

Aku akan berjalan-jalan di surga di mana semua orang buta dapat melihat.

Dan seperti semua anak-anak lain ada akan menjadi rumah bagiku

Reff.

Aku bukan anak siapa pun

Aku bukan  anak siapa pun

Aku seperti bunga yang  tumbuh liar.

Tidak ada ibu yang mencium  dan tidak ada senyuman dari seorang ayah.

tidak ada yang ingin aku

Aku bukan anak siapa-siapa.

Refleksi untuk semua siapapun kita agar bisa lebih mneghormati orang tua, memuliakan istri dan menyayangi anak anak dengan tulus dan penuh tanggung jawab. Jangan jadikan anak anak kita sebagai yatim piatu kasih sayang.

Satu hal yang lebih penting adalah bagaimana menyadarkan diri kita untuk lebih peduli kepada saudara saudara kita yang kurang beruntung seperti anak yatim piatu, anak terlantar, anak jalanan, orang cacat yang sesungguhhnya telah menjadi amanat agama, amanah kemanusiaan dan  amanah konstitusi dinegri ini.

Siapapun kita sesungguhnya bisa lebih berrarti bila kita mau peduli.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun